SKALAINDONESIA.com, Jakarta – Akun SSCASN atau sistem seleksi calon aparatur sipil negara honorer K2 yang mengikuti seleksi PPPK tahap 1 tiba-tiba berubahan. Perubahan itu terjadi pada Minggu (5/1/2024).
Akun SSCASN peserta K2 yang tertulis tidak lulus kompetensi CASN 2024 berubah menjadi, “Maaf, hasil perankingan seleksi menyatakan Anda belum mendapatkan kuota formasi.’
Dewan Pembina Forum Honorer K2 Teknis Administrasi Nur Baitih menyambut positif perubahan tersebut. Bahasanya dinilai lebih adem dibandingkan sebelumnya yang menyakitkan hati.
“Alhamdulillah sudah berubah kata-katanya di akun SSCASN. Semoga tanda baik menuju PPPK paruh waktu, aamiin,” kata Nur Baitih dikutip JPNN, Minggu (5/1).
Baca Juga: Seleksi PPPK di Bima Dituding Sarat Rekayasa, Suryadin: Silahkan dibuktikan
Dia berharap dengan adanya perubahan ini, R2 bisa menuju paruh waktu. Apalagi banyak R2 yang usianya kritis.
Menurut dia, R2 atau honorer K2 seharusnya langsung diberikan porsi paruh waktu dan tidak menunggu proses optimalisasi di seleksi PPPK tahap 2.
“Kami, sih, meminta pemerintah komitmen dengan janjinya, ya bahwa 1,7 juta honorer database BKN sudah disiapkan NIP PPPK paruh waktu maupun penuh waktu. Tes sekadar formalitas,” ungkap dia.
Sebelumnya, banyak peserta kode R2 yang notabene merupakan honorer K2 dinyatakan tidak lulus seleksi kompetensi. Hal tersebut menimbulkan reaksi di kalangan honorer K2 yang berkode R2 tanpa L.
Mereka mempersoalkan penjelasan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) yang berbeda dengan realita.
“Ini teman-teman honorer K2 di Jakarta yang tidak ada kode L muncul tulisan tidak lulus PPPK. Mereka kaget sekali,” kata Nur Baitih.
Dengan adanya tulisan tidak lulus di akun SSCASN honorer, lanjutnya, otomatis bukan ditampung. Mereka jelas-jelas tidak lulus.
Baca Juga: Honorer Pemrov NTB Bakal Diangkat Jadi PPPK Paruh Waktu
Ia menambahkan, sejak awal sudah ada keanehan dengan tidak adanya kode TL atau tidak lulus.
“Tidak ada kata TL di pengumuman instansi, tetapi pengumuman di akun SSCASN-nya ada keterangan tidak lulus,” ucapnya.
Pejuang honorer K2 ini lantas menyentil pernyataan mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Azwar Anas bahwa tes PPPK 2024 hanya formalitas.
Semua honorer database BKN sebanyak 1,7 juta akan mendapatkan NIP PPPK penuh waktu maupun paruh waktu.
“Faktanya, kan, tidak demikian. Ini teman-teman honorer K2 dipusingkan dengan berbagai statemen. Harus ada sosialisasi di daerah ini,” kata Bunda Nur.
Begitu juga dengan wacana optimalisasi, Nur Baitih mengatakan, bagaimana bisa mengakomodasi R2, kalau formasinya saja sudah diisi, kecuali ketika daerah punya uang dan mau buka formasi.
“Kalau tidak buka formasi ya, zonk, dong. Wajar kalau teman-teman sekarang merasa di-prank lagi,’ tukasnya.
Dia mengapresiasi target MenPAN-RB Rini Widyantini untuk menuntaskan honorer. Tetapi, nyatanya yang ada bikin drama baru soal PPPK.
Seperti diketahui, Pemerintah telah mengupayakan penyelesaian non-ASN melalui tiga peraturan yaitu Keputusan Menteri PANRB No. 347/2024 tentang Mekanisme Seleksi PPPK Tahun Anggaran 2024; Keputusan Menteri PANRB No. 349/2024 tentang Mekanisme Seleksi Pegawai PPPK untuk JF Kesehatan; dan Keputusan Menteri PANRB No. 348/2024 tentang Mekanisme Seleksi PPPK untuk JF Guru di Instansi Daerah.
Namun tiga KepmenPANRB itu dinilai belum menggambarkan mekanisme yang jelas dalam penyelesaian masalah honorer.
Ketiga KepmenPANRB tidak mencantumkan apa saja kriteria honorer yang akan diangkat jadi PPPK Part Time. (Dir)