SKALAINDONESIA.com, Bima – Warga RT 15, Desa Tangga, Kecamatan Monta Kabupaten Bima M Natsir menimbun saluran air (drainase) gang di depan rumahnya.
Pensiunan PNS itu menyebut tindakannya sebagai aksi protes terhadap pemerintah Desa Tangga yang tidak melakukan normalisasi terhadap saluran yang ada di RT 14.
“Saya akan angkat timbunan kalau terusan saluran air ini sudah digali,” kata mantan Korwil Monta ini.
Baca Juga: Aktivis Nurani 98 Desak KPK Usut Dugaan Korupsi Jokowi dan Keluarga
Terkait persoalan itu, Ketua RT 15 Samsudin mengaku telah menerima pengaduan dari sejumlah warga lainnya.
Mereka keberatan karena penimbunan saluran dikwatirkan akan menyebabkan genangan air atau tumpah ke jalan saat intensitas hujan tinggi.
Sebagai Ketua RT, dia pun telah menyampaikan teguran langsung kepada yang bersangkutan, namun tidak diindahkan.
Karena itu, untuk menyelesaikan masalah kemasyarakatan yang dihadapi warganya, Samsudin melakukan koordinasi sekaligus melapor kepada Kepala Desa Tangga Nasarudin.
Baca Juga: Honorer Pemrov NTB Bakal Diangkat Jadi PPPK Paruh Waktu
Samsudin sangat menyayangkan tindakan warganya itu. Bagaimanapun juga yang bersangkutan merupakan tokoh masyarakat yang seharusnya memberi teladan yang baik.
Salah satu warga RT 15 mengungkapkan, rasa kecewanya. Ia menyebut mereka yang menimbun saluran air seolah tidak memiliki kepedulian terhadap dampak yang dirasakan oleh warga lainnya.
“Saat hujan turun, air menerjang pekarangan kami dan menggenangi gang. Ini kan bisa menjadi sumber penyakit,” ungkapnya.
Senada dengan itu, warga lainnya menilai tindakan penimbunan saluran air itu telah mengabaikan dampak lingkungan yang merugikan warga.
Oleh karena itu, mereka mendesak Pemerintah Desa Tangga segera mencari solusi agar saluran kembali berfungsi normal.
Warga berharap hak mereka untuk hidup tanpa gangguan banjir dapat dipenuhi. Mereka ingin saluran air tidak ditutup agar air tetap mengalir dan tidak menimbulkan masalah serius karena kelalaian.
Terpisah, Kepala Desa Tangga Nasarudin mengatakan telah menindaklanjuti laporan warga. Dia bahkan turun langsung ke lokasi untuk memimpin penggalian saluran, Rabu (8/1/2025).
“Kita sudah tindaklanjuti laporan warga. Saya dan sejumlah perangkat desa telah turun ke lapangan dan menggerakkan warga untuk menggali saluran yang tertimbun,” bebernya.
Pantauan Skalaindonesia.com di lapangan, saluran air di lingkungan RT 14 tampak menyempit dan tertimbun tanah.
Hal itu menyebabkan air tidak bisa masuk dan bermuara ke sungai. Bahkan di sejumlah titik, lapen gang terlihat rusak akibat dilalui air. (Her)